BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
ROM (Range Of Motion)
merupakan latihan fisik menggerakkan anggota badan dan anggota gerak secara teratur
baik dibantu maupun secara mandiri yang berguna
untuk melatih otot-otot yang mengalami kekakuan.
Umumnya
dimasyarakat apabila ada orang yang sakit, maka ia hanya tidur atau berbaring saja
tanpa melakukan aktivitas yang berguna untuk melatih otot-otot tubuhnya agar
tidak kaku. Orang biasanya takut untuk melakukan gerakan-gerakan badan ketika
sakit, karena khawatir membuat sakitnya semakin parah. Padahal tidak
semua penyakit mengharuskan seseorang diam tidak bergerak ditempat tidur saja.
Salah
satu contoh penyakit yang dianjurkan untuk orang melakukan latihan gerak badan
adalah stroke, karena orang yang terkena stroke mengalami kelemahan
baik otot-otot maupun syaraf pada tubuh.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa
yang dimaksud dengan ROM ?
2. Tujuan
dari ROM ?
3. Manfaat
dari ROM ?
4. Prinsip
latihan dari ROM ?
5. Jenis
dari ROM ?
C.
TUJUAN
1.
Untuk dapat mengetahui apa yang dimaksud
dengan ROM
2.
Untuk dapat mengetahui tujuan dari ROM
3.
Untuk dapat mengetahui manfaat dari ROM
4.
Untuk dapat mengetahui prinsip dari ROM
5.
Untuk dapat mengetahui Jenis dari ROM
BAB II
ISI
A.
PENGERTIAN ROM ( Range Of Motion)
ROM ( Range of Motion) adalah jumlah maksimum gerakan yang mungkin dilakukan
sendi pada salah satu dari tiga potongan tubuh, yaitu sagital, transversal, dan
frontal. Potongan sagital adalah garis yang melewati tubuh dari depan ke
belakang, membagi tubuh menjadi bagian kiri dan kanan. Potongan frontal
melewati tubuh dari sisi ke sisi dan membagi tubuh menjadi bagian depan ke
belakang. Potongan transversal adalah garis horizontal yang membagi tubuh
menjadi bagian atas dan bawah.
Mobilisasi
sendi disetiap potongan dibatasi oleh ligamen, otot, dan konstruksi sendi.
Beberapa gerakan sendi adalah spesifik untuk setiap potongan. Pada potongan
sagital, gerakannya adalah fleksi dan ekstensi (jari-jari tangan dan siku) dan
hiperekstensi (pinggul). Pada potongan frontal, gerakannya adalah abduksi dan
adduksi (lengan dan tungkai) dan eversi dan inversi (kaki). Pada potongan
transversal, gerakannya adalah pronasi dan supinasi (tangan), rotasi internal
dan eksternal (lutut), dan dorsifleksi dan plantarfleksi (kaki).
Ketika
mengkaji rentang gerak, perawat menanyakan pertanyaan dan mengobservasi dalam
mengumpulkan data tentang kekakuan sendi, pembengkakan, nyeri, keterbatasan
gerak, dan gerakan yang tidak sama. Klien yang memiliki keterbatasan mobilisasi
sendi karena penyakit, ketidakmampuan, atau trauma membutuhkan latihan sendi
untuk mengurangi bahaya imobilisasi. Latihan tersebut dilakukan oleh perawat
yaitu latihan rentang gerak pasif. Perawat menggunakan setiap sendi yang sakit
melalui rentang gerak penuh.
Gerakan
dapat dilihat sebagai tulang yang digerakkan oleh otot ataupun gaya eksternal
lain dalam ruang geraknya melalui persendian. Bila terjadi gerakan, maka
seluruh struktur yang terdapat pada persendian tersebut akan terpengaruh,
yaitu: otot, permukaan sendi, kapsul sendi, fasia, pembuluh darah dan saraf.
Pengertian
ROM lainnya adalah latihan gerakan sendi yang memungkinkan terjadinya kontraksi
dan pergerakan otot, dimana klien menggerakan masing-masing persendiannya
sesuai gerakan normal baik secara aktif ataupun pasif. Latihan range of motion
(ROM) adalah latihan yang dilakukan untuk mempertahankan atau memperbaiki
tingkat kesempurnaan kemampuan menggerakan persendian secara normal dan lengkap
untuk meningkatkan massa otot dan tonus otot (Potter & Perry, 2005).
B. TUJUAN ROM (Range Of Motion)
Adapun
tujuan dari ROM (Range Of Motion), yaitu :
1.
Meningkatkan
atau mempertahankan fleksibiltas dan kekuatan otot
2.
Mempertahankan
fungsi jantung dan pernapasan
3.
Mencegah
kekakuan pada sendi
4.
Merangsang
sirkulasi darah
5.
Mencegah
kelainan bentuk, kekakuan dan kontraktur.
C. MANFAAT ROM (Range Of Motion)
Adapun
manfaat dari ROM (Range Of Motion), yaitu :
1.
Menentukan
nilai kemampuan sendi tulang dan otot dalam melakukan pergerakan
2.
Mengkaji
tulang, sendi, dan otot
3.
Mencegah
terjadinya kekakuan sendi
4.
Memperlancar
sirkulasi darah
5.
Memperbaiki
tonus otot
6.
Meningkatkan
mobilisasi sendi
7.
Memperbaiki
toleransi otot untuk latihan
D. PRINSIP LATIHAN ROM (Range Of Motion)
Adapun
prinsip latihan ROM (Range Of Motion), diantaranya :
1.
ROM
harus diulang sekitar 8 kali dan dikerjakan minimal 2 kali sehari
2.
ROM di
lakukan berlahan dan hati-hati sehingga tidak melelahkan pasien.
3.
Dalam
merencanakan program latihan ROM, perhatikan umur pasien, diagnosa, tanda-tanda
vital dan lamanya tirah baring.
4.
Bagian-bagian
tubuh yang dapat di lakukan latihan ROM adalah leher, jari, lengan, siku, bahu,
tumit, kaki, dan pergelangan kaki.
5.
ROM
dapat di lakukan pada semua persendian atau hanya pada bagian-bagian yang di
curigai mengalami proses penyakit.
6.
Melakukan
ROM harus sesuai waktunya. Misalnya setelah mandi atau perawatan rutin telah di
lakukan.
E. JENIS - JENIS ROM (Range Of Motion)
ROM dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
1. ROM
Aktif
ROM
Aktif yaitu gerakan yang
dilakukan oleh seseorang (pasien) dengan menggunakan energi sendiri. Perawat
memberikan motivasi, dan membimbing klien dalam melaksanakan pergerakan sendiri
secara mandiri sesuai dengan rentang gerak sendi normal (klien aktif). Keuatan
otot 75 %.
Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot
serta sendi dengan cara menggunakan otot-ototnya secara aktif. Sendi yang digerakkan pada ROM aktif adalah sendi
di seluruh tubuh dari kepala sampai ujung jari kaki oleh klien sendri secara
aktif.
2. ROM Pasif
ROM Pasif yaitu energi yang dikeluarkan untuk latihan
berasal dari orang lain (perawat) atau alat mekanik. Perawat melakukan gerakan
persendian klien sesuai dengan rentang gerak yang normal (klien pasif).
Kekuatan otot 50 %.
Indikasi
latihan pasif adalah pasien semikoma dan tidak sadar, pasien dengan
keterbatasan mobilisasi tidak mampu melakukan beberapa atau semua latihan
rentang gerak dengan mandiri, pasien tirah baring total atau pasien dengan
paralisis ekstermitas total (suratun, dkk, 2008).
Rentang
gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot dan persendian
dengan menggerakkan otot orang lain secara pasif misalnya perawat mengangkat
dan menggerakkan kaki pasien. Sendi yang digerakkan pada ROM pasif adalah
seluruh persendian tubuh atau hanya pada ekstremitas yang terganggu dan klien
tidak mampu melaksanakannya secara mandiri.
1.1
Indikasi
dan Sasaran ROM
1. ROM Aktif :
A. Indikasi :
1. Pada saat pasien dapat melakukan kontraksi otot secara
aktif dan menggerakkan ruas sendinya baik dengan bantuan atau tidak.
2. Pada saat pasien memiliki kelemahan otot dan tidak dapat
menggerakkan persendian sepenuhnya, digunakan A-AROM (Active-Assistive ROM,
adalah jenis ROM Aktif yang mana bantuan diberikan melalui gaya dari luar
apakah secara manual atau mekanik, karena otot penggerak primer memerlukan
bantuan untuk menyelesaikan gerakan).
3.
ROM
Aktif dapat digunakan untuk program latihan aerobik.
4.
ROM
Aktif digunakan untuk memelihara mobilisasi ruas diatas dan dibawah daerah yang
tidak dapat bergerak.
B. Sasaran :
1.
Apabila
tidak terdapat inflamasi dan kontraindikasi, sasaran ROM Aktif serupa dengan
ROM Pasif.
2.
Keuntungan
fisiologis dari kontraksi otot aktif dan pembelajaran gerak dari kontrol gerak
volunter.
3.
Sasaran spesifik:
a.
Memelihara
elastisitas dan kontraktilitas fisiologis dari otot yang terlibat
b.
Memberikan
umpan balik sensoris dari otot yang berkontraksi
c.
Memberikan
rangsangan untuk tulang dan integritas jaringan persendian
d.
Meningkatkan
sirkulasi
e.
Mengembangkan
koordinasi dan keterampilan motorik
2. ROM Pasif
A. Indikasi :
1.
Pada
daerah dimana terdapat inflamasi jaringan akut yang apabila dilakukan
pergerakan aktif akan menghambat proses penyembuhan
2.
Ketika
pasien tidak dapat atau tidak diperbolehkan untuk bergerak aktif pada ruas atau
seluruh tubuh, misalnya keadaan koma, kelumpuhan atau bed rest total
B. Sasaran :
1.
Mempertahankan
mobilitas sendi dan jaringan ikat
2.
Meminimalisir
efek dari pembentukan kontraktur
3.
Mempertahankan
elastisitas mekanis dari otot
4.
Membantu
kelancaran sirkulasi
5.
Meningkatkan
pergerakan sinovial untuk nutrisi tulang rawan serta difusi persendian
6.
Menurunkan
atau mencegah rasa nyeri
7.
Membantu
proses penyembuhan pasca cedera dan operasi
8.
Membantu
mempertahankan kesadaran akan gerak dari pasien.
1.2
Macam-macam
Gerakan ROM
Ada
berbagai macam gerakan ROM, yaitu :
1.
Fleksi,
yaitu berkurangnya sudut persendian.
2.
Ekstensi,
yaitu bertambahnya sudut persendian.
3.
Hiperekstensi,
yaitu ekstensi lebih lanjut.
4.
Abduksi,
yaitu gerakan menjauhi dari garis tengah tubuh.
5.
Adduksi,
yaitu gerakan mendekati garis tengah tubuh.
6.
Rotasi,
yaitu gerakan memutari pusat dari tulang.
7.
Eversi,
yaitu perputaran bagian telapak kaki ke bagian luar, bergerak membentuk sudut
persendian.
8.
Inversi,
yaitu putaran bagian telapak kaki ke bagian dalam bergerak membentuk sudut
persendian.
9.
Pronasi,
yaitu pergerakan telapak tangan dimana permukaan tangan bergerak ke bawah.
10. Supinasi, yaitu pergerakan telapak tangan dimana
permukaan tangan bergerak ke atas.
11. Oposisi, yaitu gerakan menyentuhkan ibu jari ke setiap
jari-jari tangan pada tangan yang sama.
1.3
Gerakan ROM Berdasarkan
Bagian Tubuh
Menurut
Potter & Perry, (2005), ROM terdiri dari gerakan pada
persendian sebaga berikut :
1. Leher,
Spina, Serfikal
Gerakan
|
Penjelasan
|
Rentang
|
Fleksi
|
Menggerakan dagu menempel ke dada,
|
rentang 45°
|
Ekstensi
|
Mengembalikan kepala ke posisi tegak,
|
rentang 45°
|
Hiperektensi
|
Menekuk kepala ke belakang sejauh mungkin,
|
rentang 40-45°
|
Fleksi lateral
|
Memiringkan kepala sejauh mungkin sejauh mungkin kearah
setiap bahu,
|
rentang 40-45°
|
Rotasi
|
Memutar kepala sejauh mungkin dalam gerakan sirkuler,
|
rentang 180°
|
2. Bahu
Gerakan
|
Penjelasan
|
Rentang
|
Fleksi
|
Menaikan lengan dari posisi di samping tubuh ke depan
ke posisi di atas kepala,
|
rentang 180°
|
Ekstensi
|
Mengembalikan lengan ke posisi di samping tubuh,
|
rentang 180°
|
Hiperektensi
|
Mengerkan lengan kebelakang tubuh, siku tetap lurus,
|
rentang 45-60°
|
Abduksi
|
Menaikan lengan ke posisi samping di atas kepala dengan
telapak tangan jauh dari kepala,
|
rentang 180°
|
Adduksi
|
Menurunkan lengan ke samping dan menyilang tubuh sejauh
mungkin,
|
rentang 320°
|
Rotasi dalam
|
Dengan siku pleksi, memutar bahu dengan menggerakan
lengan sampai ibu jari menghadap ke dalam dan ke belakang,
|
rentang 90°
|
Rotasi luar
|
Dengan siku fleksi, menggerakan lengan sampai ibu jari
ke atas dan samping kepala,
|
rentang 90°
|
Sirkumduksi
|
Menggerakan lengan dengan lingkaran penuh,
|
rentang 360°
|
3. Siku
Gerakan
|
Penjelasan
|
Rentang
|
Fleksi
|
Menggerakkan siku sehingga lengan bahu bergerak ke depan
sendi bahu dan tangan sejajar bahu,
|
rentang 150°
|
Ektensi
|
Meluruskan siku dengan menurunkan tangan,
|
rentang 150°
|
4. Lengan
bawah
Gerakan
|
Penjelasan
|
Rentang
|
Supinasi
|
Memutar lengan bawah dan tangan sehingga telapak tangan
menghadap ke atas,
|
rentang 70-90°
|
Pronasi
|
Memutar lengan bawah sehingga telapak tangan menghadap
ke bawah,
|
rentang 70-90°
|
5. Pergelangan
tangan
Gerakan
|
Penjelasan
|
Rentang
|
Fleksi
|
Menggerakan telapak tangan ke sisi bagian dalam lengan
bawah,
|
rentang 80-90°
|
Ekstensi
|
Mengerakan jari-jari tangan sehingga jari-jari, tangan,
lengan bawah berada dalam arah yang sama,
|
rentang 80-90°
|
Hiperekstensi
|
Membawa permukaan tangan dorsal ke belakang sejauh
mungkin,
|
rentang 89-90°
|
Abduksi
|
Menekuk pergelangan tangan miring ke ibu jari,
|
rentang 30°
|
Adduksi
|
Menekuk pergelangan tangan miring ke arah lima jari,
|
rentang 30-50°
|
6. Jari-
jari tangan
Gerakan
|
Penjelasan
|
Rentang
|
Fleksi
|
Membuat genggaman,
|
rentang 90°
|
Ekstensi
|
Meluruskan jari-jari tangan,
|
rentang 90°
|
Hiperekstensi
|
Menggerakan jari-jari tangan ke belakang sejauh
mungkin,
|
rentang 30-60°
|
Abduksi
|
Mereggangkan jari-jari tangan yang satu dengan yang
lain,
|
rentang 30°
|
Adduksi
|
Merapatkan kembali jari-jari tangan,
|
rentang 30°
|
7. Ibu
jari
Gerakan
|
Penjelasan
|
Rentang
|
Fleksi
|
Mengerakan ibu jari menyilang permukaan telapak tangan,
|
rentang 90°
|
Ekstensi
|
menggerakan ibu jari lurus menjauh dari tangan,
|
rentang 90°
|
Abduksi
|
Menjauhkan ibu jari ke samping,
|
rentang 30°
|
Adduksi
|
Mengerakan ibu jari ke depan tangan,
|
rentang 30°
|
Oposisi
|
Menyentuhkan ibu jari ke setiap jari-jari tangan pada
tangan yang sama.
|
-
|
8. Pinggul
Gerakan
|
Penjelasan
|
Rentang
|
Fleksi
|
Mengerakan tungkai ke depan dan atas,
|
rentang 90-120°
|
Ekstensi
|
Menggerakan kembali ke samping tungkai yang lain,
|
rentang 90-120°
|
Hiperekstensi
|
Mengerakan tungkai ke belakang tubuh,
|
rentang 30-50°
|
Abduksi
|
Menggerakan tungkai ke samping menjauhi tubuh,
|
rentang 30-50°
|
Adduksi
|
Mengerakan tungkai kembali ke posisi media dan melebihi
jika mungkin,
|
rentang 30-50°
|
Rotasi dalam
|
Memutar kaki dan tungkai ke arah tungkai lain,
|
rentang 90°
|
Rotasi luar
|
Memutar kaki dan tungkai menjauhi tungkai lain.
|
rentang 90°
|
Sirkumduksi
|
Menggerakan tungkai melingkar
|
-
|
9. Lutut
Gerakan
|
Penjelasan
|
Rentang
|
Fleksi
|
Mengerakan tumit ke arah belakang paha,
|
rentang 120-130°
|
Ekstensi
|
Mengembalikan tungkai kelantai,
|
rentang 120-130°
|
10. Mata
kaki
Gerakan
|
Penjelasan
|
Rentang
|
Dorsifleksi
|
Menggerakan kaki sehingga jari-jari kaki menekuk ke
atas,
|
rentang 20-30°
|
Plantarfleksi
|
Menggerakan kaki sehingga jari-jari kaki menekuk ke
bawah,
|
rentang 45-50°
|
11. Kaki
Gerakan
|
Penjelasan
|
Rentang
|
Inversi
|
Memutar telapak kaki ke samping dalam,
|
rentang 10°
|
Eversi
|
Memutar telapak kaki ke samping luar,
|
rentang 10°
|
12. Jari-Jari
Kaki
Gerakan
|
Penjelasan
|
Rentang
|
Fleksi
|
Menekukkan jari-jari kaki ke bawah,
|
rentang 30-60°
|
Ekstensi
|
Meluruskan jari-jari kaki,
|
rentang 30-60°
|
Abduksi
|
Menggerakan jari-jari kaki satu dengan yang lain,
|
rentang 15°
|
Adduksi
|
Merapatkan kembali bersama-sama,
|
rentang 15°
|
BAB
III
KESIMPULAN
ROM harus dilaksanakan secara berulang, perlahan dan
hati-hati sehingga tidak melelahkan pasien. Dalam merencanakan program latihan
ROM, perhatikan umur pasien, diagnosa, tanda-tanda vital dan lamanya tirah
baring.
Bagian-bagian tubuh yang dapat di lakukan latihan ROM
adalah leher, jari, lengan, siku, bahu, tumit, kaki, dan pergelangan kaki. ROM
dapat di lakukan pada semua persendian atau hanya pada bagian-bagian yang di
curigai mengalami proses penyakit serta harus sesuai waktunya.
Selain daripada yang telah disebutkan diatas, ROM
dilakukan juga harus memperhatikan tujuan, manfaat, indikasi, serta
kontraindikasinya agar tidak terjadi suatu hal yang tidak diinginkan pada
pasien lebih lanjut.
DAFTAR
PUSTAKA
ijin copas"
BalasHapussangat bermanfaat sekali....
Terima kasih materinya....istimewa...
BalasHapusthanks infonya kak
BalasHapusyuhuuu, mantab gan
BalasHapuspower supply hp